Jakarta (ANTARA) – Hyundai Motor Group akan membangun fasilitas kogenerasi gas alam cair (LNG) di dalam pabrik otomotifnya di Ulsan, Korea Selatan, untuk menyediakan pasokan listrik yang stabil sekaligus mengurangi konsumsi energi dan emisi gas rumah kaca.
Menurut perusahaan pembuat mobil itu, pihaknya berencana untuk mencerna lebih dari 70 persen listrik tahunan yang digunakan di pabrik otomotif terbesar di Negeri Ginseng melalui fasilitas tenaga LNG baru seperti dikutip dari Korea Herald, Senin.
Baca juga: Penjualan gabungan Hyundai dan Kia di AS turun 17 persen pada April
Fasilitas baru, yang terdiri dari dua turbin gas dan satu turbin uap, akan memiliki kapasitas pembangkitan 184 megawatt, menggantikan sekitar 72 persen listrik yang diterima dari Korea Electric Power Corporation dan 59 persen dari uap yang dihasilkan oleh 15 boiler yang ada.
Setiap tahun, pabrik Hyundai di Ulsan mengkonsumsi 1,29 juta megawatt-jam listrik dan 710.000 metrik ton uap untuk manufaktur.
Ini adalah pertama kalinya bagi Hyundai Motor untuk membangun fasilitas listrik mandiri berskala besar di dalam pabrik.
Pabrik Ulsan memproduksi sekitar 1,5 juta mobil per tahun, volume produksi terbesar di antara pabrik pembuat mobil di seluruh dunia.
“Sejalan dengan arah kebijakan energi pemerintah, pengenalan fasilitas kogenerasi swasta akan mengurangi emisi gas rumah kaca, serta meningkatkan stabilitas permintaan dan pasokan, dan juga mengamankan kelayakan ekonomi,” kata Hyundai dalam pernyataannya.
Pembangunan fasilitas tenaga LNG oleh pembuat mobil Korea itu juga sejalan dengan tujuan bisnis Kepala Hyundai Chung Euisun yang diumumkan pada bulan September 2021 terkait netralitas karbon.
Baca juga: Hyundai terima lebih dari 1.500 pesanan IONIQ 5 di Indonesia
Chung mengumumkan bahwa perusahaan akan menghasilkan nol emisi karbon pada seluruh proses pembuatan kendaraan pada 2045.
Pakar pasar mengatakan bahwa Hyundai diharapkan dapat mengurangi emisi gas rumah kaca sebesar 30 persen lagi, serta mengurangi tagihan listriknya berkat fasilitas kogenerasi LNG yang baru.
“Karena Hyundai Motor mengkonsumsi ribuan gigawatt listrik setiap tahun, lebih menguntungkan dalam perspektif jangka panjang bagi pembuat mobil untuk menghasilkan energi sendiri,” kata pengamat itu.
Konstruksi LNG akan dimulai akhir 2022, ditargetkan selesai pada 2025.
Produsen mobil itu mengatakan proyek tersebut akan dimulai segera setelah prosedur penilaian dampak lingkungan oleh Kementerian Lingkungan Hidup Korea Selatan selesai.
Selain Hyundai Motor Group, afiliasi pembuat chip SK Group, SK hynix, tahun lalu telah memulai pembangunan fasilitas kogenerasi berbasis LNG dengan kapasitas 585 megawatt per jam di Cheongju, Provinsi Chungcheong Utara.
Baca juga: Ekspor mobil ramah lingkungan Hyundai, Kia capai 100 ribu unit di Q1
Baca juga: Hyundai sediakan layanan 24 jam selama libur Lebaran
Baca juga: Hyundai resmi umumkan harga IONIQ 5
Pewarta: Livia Kristianti
Editor: Ida Nurcahyani
Copyright © ANTARA 2022
Jakarta (ANTARA) – Awal-awal tahun memang waktu yang tidak begitu bagus untuk penjualan kendaraan di pasar otomotif Indonesia, meski begitu penyelenggara Indonesia International Motor Show (IIMS), Dyandra Promosindo dengan percaya diri akan menggelar pameran pada Februari tahun depan. “Secara data,... selengkapnya
Jakrta (ANTARA) – Lampu indikator pada sebuah kendaraan yang terus menyala pada mobil tidak bisa kita dianggap enteng, pasalnya menyalanya lampu indikator ini menandakan adanya sebuah masalah yang terjadi di kendaraan kita. Dalam hal ini, kita akan membahas menyalanya... selengkapnya
Jakarta (ANTARA) – Salah satu kebiasaan buruk yang dilakukan pemilik mobil adalah merokok di dalam kabin, padahal kegiatan itu memberikan dampak buruk bagi kesehatan juga kebersihan kendaraan. Merokok sambil mengemudi juga mengganggu konsentrasi, sebab salah satu tangan harus memegang setir... selengkapnya
Belum ada komentar